Sunday, March 15, 2009

Belajar dari Pariwisata Singapura

Singapura adalah salah satu negara yang sukses mengkampanyekan pariwisatanya dengan sangat baik. Negara yang tidak lebih besar dari Jawa Barat ini berhasil menarik wisatawan mancanegara dengan berbagai macam Program kampanye pariwisata yang bertajuk “2009: Seasons to Enjoy Singapore”. Berlibur ke Singapura bagi sebagian orang, khususnya turis yang berasal dari Asia sangatlah menyenangkan. Selain jarak yang tidak terlalu jauh, juga terdapat berbagai macam pagelaran, baik seni maupun musik yang selalu ada disana dengan bayak bintang tamu dari luar negeri. Tentunya keamanan dan kenyamanan selama berlibur juga menjadi paket andalan kampanye pariwisata Singapura. Paling tidak seperti itulah yang diakui oleh artis Indonesia Happy Salma yang mengaku sangat ingin selalu berkunjung ke Singapura untuk sekedar melepas penat selama rutini tas di Indonesia. Pertanyaan yang timbul adalah mengapa negara sekecil itu (yang tentunya objeck wisatanya terbatas) mampu menghadirkan wisatawan melebihi jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia ? Banyak orang dari China, Malaysia, Australia, dan India yang kini menjadikan Singapura menjadi negara tujuan wisata.

Faktor keamanan dan kenyamanan adalah jawaban terbesar yang bisa menjawab pertanyaan ini. Bali yang dulu menjadi salah satu tujuan utama para wisatawan asing telah menyisakan trauma bagi turis asing dengan kasus Bom Bali I dan II. Sedangkan wilayah lain di Indonesia belum digarap secara serius oleh pemerintah untuk benar-benar mampu menarik wisatawan berkunjung ke Indonesia. Target jumlah wisatawan yang hanya 7 juta pada kampanye Visit Indonesia Year 2008 gagal terpenuhi. Gaung Visit Indonesia Year sepertinya tertutup dengan semua berita kenaikan harga minyak dan permasalahan bangsa. Selain itu jarangnya pagelaran bertaraf internasional di Indonesia juga menjadi satu alasan mengapa Indonesia semakin jauh dari wisatawan asing. Para bintang tamu yang diundang di Indonesia seringkali tidak mendapat izin kunjungan dari negaranya dan kalaupun bisa berkunjung harus bersiap dengan demo aksi anti pornografi yang dilayangkan beberapa pihak.

Kalau mau jujur sebenarnya ketidakmampuan Indonesia untuk menarik kembali simpati para turisa asing sangat berpengaruh pada ekonomi Nasional. Apalagi disaat krisis ekonomi Global seperti sekarang ini. Simpati asing dalam memberikan bantuan menjadi terhalang. Indonesia seperti seseorang yang kehilangan sahabat dalam mengatasi permasalahan. Singapura dengan sebuah kecerdasan dan ketepatan mampu menjadikan pariwisata sebagai alat untuk mempromosikan negaranya di mata dunia. Setiap sudut kota menjadi sebuah tempat yang nyaman dan aman bagi semua orang. Bintang tamu dan artis luar negeri tidak segan-segan menggelar konser di Singapura. Pariwisata di Singapura menjadi sangat berkembang berkat dukungan dan perhatian warganya. Indonesia seharusnya mau belajar dari bangkitnya Pariwisata singapura. Belajar bagaimana menciptakan sebuah kenyamanan bagi warga asing dan belajar agar Visit Indonesia Year tidak kehilangan gaungnya kembali.

No comments:

Post a Comment